JANGAN TAKUT! JIKA BAIK MENURUT ALLAH PASTI JADI NYATA

Ini adalah lanjutan penggalan Cerita Perjuangan Rahma saat terpilih untuk mengikuti Pelatihan Pemuda Tingkat ASEAN di Filipina (Power Shift Philippines: Climate Action Summit 2017) sekaligus pengalaman pertama ke luar negeri gratis. Ini hanya sharing pengalaman ya gaes :)

Aku terlahir dari keluarga sederhana di sebuah Pulau Garam (Madura). Bapakku seorang buruh tani, ibuku seorang ibu rumah tangga. Hidup bagiku adalah sebuah perjuangan dan keyakinan kepada Dzat yang Maha Tahu yang terbaik untuk hambanya. Aku selalu bersyukur karena orang tuaku selalu mendukung dan mendoakan keinginanku. Alhamdulillah bisa melanjutkan S1 di Jurusan Silvikultur Fahutan IPB melalui jalur Bidikmisi.

Terpilih menjadi peserta pelatihan pemuda se Asia Tenggara adalah nikmat Allah yang sangat luar biasa. Ini pertama kali bagiku, ngurus proposal, buat paspor, beli tiket pesawat ke Filipina semua sendiri. Semua butuh perjuangan, termasuk berjuang demi bisa ke luar negeri gratis.  Untungnya pihak panitia mengcover biaya akomodasi selama di Filipina. Jadi aku tinggal cari dana buat beli tiket pesawat PP. 

Setelah pengajuan proposal ke ditmawa dan wawancara b.inggris, aku harus menunggu apakah layak atau tidak dibantu kampus. Menunggu tanpa kepastian. Aku masih harus mencari sponsor dan donatur agar semua biaya keberangkatan ke Filipina dan kepulangan ke Indonesia tertutupi.

Jangan kira semuanya berjalan mulus tanpa hambatan. Enggakk.. Proposal bantuan dana yang udah aku kirim kemana-mana, belum direspon perusahaan. Segala cara aku lakukan, menghubungi alumni dan meminta saran pada dosen pembimbing ku Bapak Iwan yang luar biasa sangat baik dan selalu mendukung Mahasiswanya. Sementara waktu keberangkatan sudah 2 minggu lagi. Dann saat itu aku juga, aku sedang proses pengambilan data penelitian di Sukabumi. Pikiranku benar-benar terpecah.

Jangan kira aku orang yang kuat dan gk pernah nangis. haha tidak.., memang terlihat kuat di luar. Saat itu, hampir tiap selesai shalat nangis, cerita ke Allah tentang kondisi yang ku alami dan apa sebenarnya tujuanku. Di akhir doa aku selalu meminta "jika memang ini baik untukku maka mudahkan dan kuatkan aku. jika memang tidak baik untukku, maka kuatkan dan berilah aku kesabaran. Karena Allah tau yang terbaik untuk hambanya."

Aku pernah sampai di titik hampir menyerah "apa aku gk usah berangkat aja ya? gak mungkin aku minta ke Bapak dan Ibuk uang sebanyak itu (beli tiket PP Jakatarta-Filipina). Tapi masak nyerah sih??" Pikirku. Untungnya selalu ada yang membisikkan "ayo ma, kamu bisa kok. Jangan nyerah. ayo Semangat!! Yakin ma Yakin!! "

Kadang juga nangis di depan sahabatku. Mereka sering meyakinkan kalau aku bisa. Tanpa mereka mungkin aku udah nyerah waktu itu. Makasih banyak sahabat-sahabatku. :) 

Sebelum masuk IPB, aku gk pernah kepikiran untuk ke luar negeri. Liburan ke luar Madura aja hampir gk pernah mentok-mentok ya Malang atau Tulung Agung. Mimpi ini muncul sejak tahun pertama kuliah di IPB, iya karena selalu dicekoki tentang dahsyatnya mimpi oleh kakak kelas yang begitu menginspirasi.  Salah satunya mimpi bisa ke luar negeri gratis. haha

Terus ada yang nanya gini "ngapain sih ma, ke luar negeri. Buang-buang duit. Mending di Indonesia aja. Entar lu ribet loh di sana." masih banyak lagi.

Hehe.. Bagiku Indonesia itu selalu di hati. Jika kita ingin merasakan rindu mendalam terhadap Indonesia, pas di luar negeri itu bakal kerasa bangat. Nyanyi lagu2 nasional dan bisa memperkenalkan budaya Indonesia di luar negeri, adalah sesuatu hal yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Aku makin bangga akan kekayaan dan keberagaman di Indonesia. Jujur aku pribadi makin pengen berbuat lebih untuk negeri ini.

Ada juga yang bilang gini "Tapikan kalau ke luar negeri gk kenal siapa-siapa. Susah lagi ngapa2in. Makanannya belum halal," Jangan takut. Ketika kita bepergian ke luar luar negeri. Yang bisa nolong kita itu cuma Allah. Yakin saja bahwa Allah selalu bersama kita dan menolong kita. Allah akan mengirimkan orang2 baik kalau kita percaya. Aku sudah membuktikannya. Bagaimana orang yang gak kita kenal, beda suku, beda agama, beda bahasa, tapi mereka baik dan mau menolong kita saat kita butuh. Kuncinya yakin!

Singkat cerita.. 

Usahaku sedikit demi sedikit berbuah manis, bantuan datang secara berangsur-angsur dari alumni Gasisma (Keluarga Mahasiswa Madura), dosen pembimbing, dan perusahaan swasta. Aku fix berangkat itu H-1.hehe, baru bisa beli tiket pesawat berangkat ke Filipina pun 1 hari sebelum jadwal keberangkatan yang telah ditentukan oleh panitia. 

"kok mepet-mepet banget sih ma???" haha Karena uangnya baru terkumpul hari itu. 

"Terus tiket pulang ke Indonesia?" Tiket pulang aku beli saat menunggu keberangkatan ke Filipina di bandara Soekarno Hatta.

"Kok gk sekalian aja belinya?" Karena bantuan dananya belum cukup beli tiket PP. Dan alhamdulillahnya ada bantuan pas hari keberangkatan. Saat itu aku benar-benar sendiri. Belum pernah naik pesawat terbang sendiri, belum pernah beli tiket pesawat sendiri (biasanya beli tiket kereta :D). Tapi Aku selalu yakin Allah bersamaku.

Kebayang gk selama proses menunggu perasaan aku kayak gimana?

Mungkin kalau saat itu aku nyerah duluan, gak akan mungkin aku bisa ke luar negeri gratis. Selain ke FIlipina, dapat kesempatan main sebentar ke Singapura alhamdulillah.

Pokoknya buat teman-teman yang ingin ke luar negeri gratis. Usahanya kencengin, doanya juga mantepin. Sisanya Allah yang ngatur.

Prinsipku gini "Bermimpilah, teruslah berusaha dan berdo'a. Jika itu baik menurut Allah, maka akan menjadi nyata."

Semoga Bermanfat, mohon maaf jika ada kesalahan kata-kata. Insya Allah nanti jika ada waktu akan share kegiatan selama di Filipina.

Salam Pejuang mimpi, dan pecinta kesederhanaan :)





Perdana menginjakkan kaki di Bandara Kuala lumpur


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hijrah itu Bukan hanya tentang Pakaian

Terperangkap dalam Indahnya Nafsu

MUIS KECIL YANG KUAT