Sejenak, Setahun

Tepat satu tahun menginjakkan kaki di Natuna. Ternyata diri ini sudah melewati banyak drama kehidupan. Terbang dengan rasa semangat untuk mengabdi dan juga rasa sedih karena kondisi bapak yang sedang tidak baik-baik saja. Kekhawatiran tidak bisa berkomunikasi dengan warga setempat, tidak punya teman, dan segala macam rasa takut lainnya. 

Ternyata Allah Maha baik, di sini Allah mempertemukan ku dengan orang-orang yg sangat baik. Sehingga bisa sedikit mengobati beberapa rasa rindu ku pada orang terkasih.

Menangis berkali-kali, tertawa seribu kali. Rasanya semua seimbang. Aku termasuk orang yang selalu percaya, bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Ketika sedang merasa lelah dengan urusan dunia, ada teman-teman yang selalu mau mendengar cerita ku. Aku juga selalu punya Allah yang tak pernah lelah mendengar keluh kesah ku. Iya aku percaya Allah selalu bersama ku dan menolong ku. Intinya nikmati dan syukuri, maka semua akan terasa lebih mudah. 

Santui dan bodo amat adalah cara paling jitu untuk tidak terpuruk dalam rumitnya hidup. Di sini aku sedang belajar ilmu kehidupan. Caraku menyatu dengan lingkungan yaaa, mengikuti pola kehidupan masyarakat di desa. Baru secara perlahan aku bisa mengerti dan memahami cara intervensi yang baik dari mana. Aku akui tidak mudah bagiku langsung menerima segala macam Perbedaan budaya dan kebiasaan di sini. Butuh proses, itulah kenapa aku terus berjalan sambil belajar, "berhenti sejenak" untuk mengapresiasi diri ku sendiri, lanjut lagi dan mengajak orang lain berjalan bersamaku, ada juga yang tidak satu tujuan dan memilih berhenti. Memulai lagi dengan orang baru, lagi dan lagi. 

Terima kasih untuk diri yang telah berjuang selama setahun ini

Terima kasih untuk semua orang baik yang telah membuat hidup lebih berarti

Sisa 2 Bulan lagi,  yuk lebih bermanfaat lagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hijrah itu Bukan hanya tentang Pakaian

Terperangkap dalam Indahnya Nafsu

MUIS KECIL YANG KUAT