MUIS KECIL YANG KUAT
Kisah seorang anak berusia 6 tahun, Muis namanya. Ia harus ikhlas kehilangan mama dan neneknya. Sempat terpisah dari Papanya, hingga
tak mengenali sosok Papa yang sedang berbincang dengannya.
Trauma pasca gempa dan Tsunami Palu pasti ada, salah
satunya trauma yang dialami Muis. Sore itu papanya sedang tidak di rumah karena harus bekerja. Muis bersama mama dan neneknya di rumah.
Sebelum gempa datang, Muis sempat menelpon
Papanya "Papa, dimana? Papa cepat pulang, muis takut Pa" pinta muis dengan nada ketakutan.
"Ia Nak, Papa segera pulang. Muis
jangan takut ya"
Dengan mengendarai sepeda motor, Papa muis
melaju kencang menuju rumahnya di Petobo. Sementara orang-orang berlarian di
jalan mencari tempat yang aman. "Pak jangan ke atas, di atas ada
lumpur." teriak salah satu orang memberi tahu Papa Muis.
Namun Laki-laki paruh baya ini tetap melanjutkan perjalanan, yang terngiang adalah bagaimana kondisi
keluarganya di rumah. Aku harus menyelamatkan istri, anak, dan mertuaku.
Di tengah perjalanan, Ia benar-benar
melihat lumpur, lumpur itu mengejarnya. Diapun langsung berputar arah dan
mencari jalan. agar bisa selamat dari lumpur. dengan rasa takut ia tetap melaju
dengan motornya. Buntu, dia menemui jalan buntu. karena akses jalan sudah
banyak yang rusak pasca gempa.
Akhirnya, Ia memutuskan untuk menuju ke
rumah saudaranya. Ia sudah pasrah, sepertinya anak, istri, dan mertuanya sudah
meninggal. karena memang Ia melihat langsung bagaimana lumpur meratakan desa
tempat tingggalnya.
Keesokan harinya, Ia dibantu oleh kakak
iparnya dan keponakannya mencari jenazah keluarganya. Tidak mudah melakukan
evakuasi dengan peralatan seadanya dan di tempat yang sudah rata dengan tanah.
sejak pagi, hingga sore Pencarian belum
juga membuahkan hasil. Pencarian dilanjutkan keesokan harinya, akhirnya jenazah
mertuanya ditemukan. karena hari mulai larut, evakuasi dilanjutkan kesesokan harinya.
Dengan susah payah akhirnya ditemukan jenazah sang istri. karena masih siang.
Evakuasi tetap dilanjutkan untuk mencari sang anak, namun sayangnya tak didapat
juga jenazahnya. evakuasi dilanjutkan sampai hari ke empat.
Di hari ke 5, Papa Muis bertemu Bapak Tua
dan memberi tahu bahwa Muis masih hidup. Dan menyuruhnya untuk mencari muis di
posko Kapopo.
Keesokan harinya, tepat di hari ke 6 pasca
gempa. Ia bersama Kakak Iparnya menuju lokasi pengungsian yang diberi tahu oleh
Bapak tua. Sesampainya di Posko, Ia langsung bertanya "apakah ada anak
bernama Muis umurnya 5 tahun" sambil memperlihatkan foto Muis. Ternyata tak ada daftar nama bernama muis.
Ia pun memutuskan untuk mencari ke setiap
tenda. sambil bertanya apakah mereka melihat anak yang di foto ini? namun
sayang hampir semua orang menjawab tidak melihat anak yang di foto tersebut.
Papa Muis membutuhkan waktu lama berbincang-bincang dengan anaknya. Hingga akhirnya Muis sadar bahwa sosok laki-laki yang menggendong dan berbincang dengannya sejak tadi adalah Papanya. Di hari itu juga bertepatan dengan hari ulang tahun Muis yang ke 6. Meski kehilangan mama dan neneknya, Muis berusaha tegar. karena dia masih punya Papa yang selalu menyayanginya.(AR/RJ)
Untuk teman-teman yang membaca tulisan ini, jangan lupa bersyukur sebab kita masih punya orang tua, bisa makan sehari 3 kali, tidur di rumah yang nyaman bukan di tenda. Belum lagi di Mari do'akan saudara-saudara kita di Palu, Donggala, dan Sigi. Semoga selalu kuat dan tabah melewati ujian ini. Sisihkan sedikit rezeki kita untuk saudara kita di sana. sebab yang namanya kebutuhan sehari-hari itu pastiharus dipenuhi.
Ini sudah hari ke-25, bukan berarti bantuan sudah cukup, masih banyak yang membutuhkan bantuan kita. untuk bangkit kembali. untuk menjadi kuat, saudara kita butuh kita. Ayo jangan diam saja.
Terimakasih mba rahma sudah mengangkt crta ttg adik kami Abdul Muis (Muis) slh 1 anak korban Liquifaksi di Petobo, terimakasih telah meluangkn waktu berkunjung ke kota kami Palu. Smoga mba Rahma sekeluarga selalu dlm lindungan Allah swt. Jangan bosan2 ke Palu ya mba ππ€
BalasHapusKembali kasih kak Desi π Amin Allahumma amin.. Semoga kakak sekeluarga juga sll dlm lindungan Allah
HapusSaya juga sangat berterima kasih atas kebaikan kakak dan keluarga selama saya di Palu. Maaf merepotkan π mohon maaf juga jika selama saya di rumah ada kata2 dan tindakan saya yg kurang berkenan π
Insya Allah kalau ada rezeki main2 ke Palu lagi. Kak Desi juga main2 ke Bogor yaaππ
Amin Ya Rabbal Alamin
BalasHapusKami sekeluarga jga mohon maaf atas segala keterbatasan dan kekurangan kami dalam melayani selama mba rahma di Palu
Iya mba Insha Allah bisa jln2 ke Bogor jga sy π
Oiya dpt salam dari Dina, Aqsa, dan Uci, waktu mereka ke rmh cari mba rahma katanya mo main bareng lagi pdhl mba rahma so balik Bogor
Waahh ditunggu loh kak di Bogor ajak Dina, Aqsa, Uci, dan Muis juga, hehe
HapusSalam balik buat adik2 kak.. Nanti main bareng lagi di lain kesempatan :D
Sukses terus buat Kakak Des dan keluarga :)
ππππ
BalasHapus