PALU DAN SEGALA ORANG-ORANG YANG LUAR BIASA

4 Purnama telah usai, beberapa teman-temanku sering bertanya dan menyarankan untuk menulis tentang pengalaman selama di Palu. Setelah sempat tertunda berkali-kali, akhirnya aku pun melanjutkan tulisanku. Begini ceritanya.

Bukan kali pertama sebenarnya aku menginjakkan kaki di tanah Sulawesi. Bulan Mei 2019 aku berkesempatan ke Sulawesi untuk sebuah project.  31 November 2019 adalah kali kedua aku diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu dan belajar banyak hal dari orang-orang yang luar biasa di sana. Berbekal keberanian dan amanah menyampaikan Donasi pendidikan untuk adik-adik penyintas bencana Gempa bumi, tsunami dan liquikfaksi, aku berangkat sendirian dari Bogor-Jakarta. Padahal rencananya aku berangkat bersama teman-teman relawan dari Bogor. Tapi karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan,  jadilah aku sendiri.

Ada sedikit rasa takut sebenarnya. Tapi ketakutanku hilang, karena teman-teman Relawan kehutanan Untad sangat ramah dan baik sekali padaku. Aku tidak merasa sendiri di sana, aku temukan teman-teman baru, begitu humoris, dan kuat. Haha

Setelah melakukan beberapa bersiapan bersama teman-teman Relawan Kehutanan Untad kami memutuskan turun langsung untuk kegiatan Trauma Healing.

Sejujurnya Kenangan bersama adik-adik selama menjadi relawan di Pengungsian (Balaroa, Kota Palu 3-6/12/2018) akan selalu membekas di hati dan pikiranku. Kepolosan,  keceriaan,  kelincahan, dan semangat mereka masih tergambar jelas di memori otakku. Dalam keterbatasan mereka harus tetap bahagia. Walaupun hingga saat ini mereka harus tinggal di Pengungsian,  sebab rumah mereka sudah tak ada lagi, hancur bahkan hilang. Yaa sudah rata dengan tanah terkena bencana Liquifaksi.
Serdadu kecil Balaroa harus selalu bahagia,  tak boleh lagi mereka bersedih. Sebab hidup harus terus berjalan. Meraka harus melanjutkan hidup dan berjuang menggapai cita mereka.

Itulah kenapa kami teman-teman relawan datang untuk bermain dan belajar bersama adik-adik. Sederhana,  agar trauma mereka hilang dan semangat untuk bangkit mereka kembali berkobar.

H1 kami disambut oleh koordinator posko dengan sangat Positif. Kami langsung diarahkan ke aula sederhana untuk melaksanakan kegiatan Trauma Healing. Adik-adik diarahkan untuk berkumpul di aula. Di luar perkiraan, ada sekitar 50-60 anak yang datang untuk bermain bersama kami. Padahal info awal  yang kami dapatkan sekitar 45 anak di pengungsian tersebut. Ternyata adik-adik itu berasal dari posko pengungsian mandiri yang ada di bawah Posko utama. Kami bersyukur dan bahagia karena semakin banyak yang ikut bermain semakin banyak juga yang bahagia. Sebetulnya dihari pertama cukup sulit mengkondisikan adik2 yang begitu lincah dan semangat ini. Beruntung ada Ongky partner ku dalam memimpin Ice breaking dan kegiatan trauma healing selama hari pertama sampai terakhir. Serta teman2 relawan untad yang sangat luar biasa sabar dan seru bermain dengan adik -adik.

Sore H2 kami kembali datang dengan konsep "Origami Cita". Senang sungguh senang,  adik-adik begitu antusias. Setelah bernyanyi kami langsung membuat origami cita. Antusias mereka tergambar saat mereka tidak hanya membuat satu karya saja. Mereka membuat 2-5 origami cita dengan bentuk yang berbeda. Tak sedikit yang memanggilku "Kak Rahma, minta kertas lagi.. Mau buat bentuk yang lain kak" atau yang bilang begini "kakak, saya mau minta kertas seperti ini tapi mau warna yang hijau Kak. Boleh Kak? "   Setelah membuat origami,  saatnya menceritakan cita-cita. Sungguh beragam mereka dari guru, presiden, pemain sepak bola,  dokter, hingga Angkasawan 😊 Semoga cita-cita mereka menjadi nyata. Amin
Diakhir, Kami membagikan kado berisi buku dan alat tulis dan snack.
Senang melihat mereka senang ☺☺

H3, seharusnya kami mewarnai sore itu. Tapi karena aula yg biasa kami pakai sedang digunakan untuk hal lain, kami pun disarankan oleh koordinator posko untuk menggunakan lapangan yg biasa dipakai anak-anak untuk bermain. Panasnya Palu tak menyurutkan niat kami untuk bergembira bersama, meskipun tak bisa mewarnai tapi kami tetap bisa bermain game. Unjuk bakat dari adik-adik ini. Banyak suara-suara indah yang ku dengar dari mereka. Mereka anak-anak yang luar biasa.

H4, hari terakhir ditutup dengan kegiatan mewarnai dan pembagian bingkisan. Pada kesempatan kali ini kami juga menyerahkan donasi buku dongeng untuk adik-adik di pengungsian kepada koordinator posko serta penyerahan donasi mukenah dan al-Quran.

Semangat terus adik-adikku di Balaroa. Tetap kuat dan teruslah bahagia. Terima kasih telah mengajarkan aku untuk sekuat kalian. Sampai bertemu lagi. Nanti aku akan kembali,  merajut asa bersama kalian lagi. Insya Allah.

Tak lupa aku ucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu guru Base dan keluarga (Bapak, Kak Dewi,  Kak Desi, Ansar, Nasar) yang sudah menerima ku selama kurang lebih 10 hari di rumah yang begitu ramah dan begitu nyaman.  Maafkan Rahma karena merepotkan. Bertemu Ibu menjadi pengalaman tersendiri bagiku,  sebenarnya ada banyak hal yang ingin Rahma diskusikan. Tentang pendidikan sekolah dasar di negeri ini. Tapi sayang, aku tak punya keberanian untuk memulai pembicaraan itu. Bagiku Ibu adalah seorang guru dan mama yg luar biasa. Terima kasih sekali lagi, nanti jika ada kesempatan Rahma tidak akan takut bertanya pada Ibu. Terima kasih juga masakan2 yang begitu enak, terutama "Putu" yang Ibu buat. Narasa Bu, nikmat.

Bertemu Muis, salah satu alasan utama datang ke Palu. Jauh sebelum tulisan ini ku tulis. Aku telah belajar kuat dari Muis. Muis sayang, tetaplah kuat, semangat terus ya dek. Lagi-lagi aku tak berani mengajaknya bermain. Padahal ingin sekali aku bermain dengannya dan melihatnya tertawa. Aku sadar semua butuh waktu. Muis tidak sendiri, banyak yang sayang pada Muis. Muis jangan takut lagk yaa.


Terima kasih banyak kpd @ipbmengajar @kpb.spilornis @Pc. Syva Untad @rimpalagagas @WARARIMBA Untad. Terima kasih teman2 kehutanan Untad yang tidak bisa ku sebut namanya satu.

Sampai bertemu di lain waktu

RJ,  dalam perjalanan pulang menuju Pulau Madura



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hijrah itu Bukan hanya tentang Pakaian

Terperangkap dalam Indahnya Nafsu

MUIS KECIL YANG KUAT