Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Angin Harusnya

Menyadari, angin malam itu hanyalah menyaksikan tatapan indah mata nya pada ku.  Angin pun sebenarnya tau tatapan itu tak sepenuhnya tulus,  hanyalah sebuah sandiwara.  Angin pun tau bahwa kebodohan ku yang membuat aku tak dapat melihat kebenaran.  Angin sebenarnya berbisik padaku, tapi aku salah, mengacuhkan angin.  Angin tak pernah henti berbisik padaku, Derap kaki ku yang semakin yakin melangkah,  Semakin meyakinkan angin untuk tetap mengingatkan ku.  Namun sayang aku kembali tuli menutup hati dan telingaku.  Angin menyaksikan malam itu, angin menggelengkan kepalanya,  Angin sebenarnya sangat mencemaskan ku.  Tapi aku kembali acuh, tak menghiraukan angin. Angin harusnya menarikku, membawaku pergi saja.  Angin harusnya tak membiarkan ku, melihat tatapan matanya,  atau angin seharusnya menyadarkanku bahwa tatapan itu hanyalah sebuah sandiwara.  Angin seret dia dari hati dan pikiran ini.  Bawa pergi kenangan yang penuh sandiwar

Terperangkap dalam Indahnya Nafsu

Terlalu cepat mengatakan mencintai seseorang. Hati ini bahkan bisa saja diselimuti oleh nafsu semata. Terlalu cepat memutuskan untuk hidup bersama dg orang yg katanya mencintai kita. Bisa saja dia hanya berpura2.  Percayalah, ikuti saja ketentuan agama ini. Islam yg telah mengatur semuanya dg indah. Namun mungkin kita sering kali merasakan kesulitan menerapkan apa yg seharusnya dilaksanakan. Syetan bertebaran dimana2. Butuh iman yg kuat. Dan menolak yg seharusnya ditolak. Sungguh ini sulit. Tapi sebenarnya mudah. Jika iman kuat. Tau belum tentu melaksanakan. Ketika sudah dekat dg dosa. Bahkan akan berfikir “ya sudah cuma dosa ini” yg penting aku senang. Itu nafsu. Padahal sudah ada yg mengingatkan, hati kecil kita selalu berbisik tapi kalah dg nafsu kita, jika iman kita lemah. Ini adalah sebuah dilema. Ya sungguh sebuah dilema. Tapi kita harus secepatnya sadar bahwa jodoh itu bukan ttg bagaimana kita sering bertemu, atau bagaimana dia peduli pada kita. Percaya jodoh itu telah Al